Nikmat Rahmat Karunia ALLAH SWT

Nikmat Rahmat Karunia ALLAH SWT

Tadabbur Ayat: MENJADI ORANG YANG DIRAHMATI
                                                                                                         
                              

Artikel oleh: Kris Hartanti

Setiap mukmin yang sejati tentu mengidamkan sebuah karunia yang besar,
karunia yang dengannya Allah SWT memasukkannya ke surga. Nikmat yang diberikan
kepada orang-orang yang imannya menghujam bak akar yang menopang pohon besar.
Nikmat tersebut adalah “rahmat Allah SWT”. Dalam surat At-Taubah ayat
71 Allah SWT memberikan penegasan tentang siapa yang akan mendapat rahmat.

“Dan orang-orang yang beriman,
laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang
lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar.
Melaksanakan shalat, menunaikan zakat dan taat kepada Allah dan rasul-Nya.
Mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Sungguh, Allah Maha perkasa, Maha
bijaksana. Ada 5 syarat yang harus dilakukan seseorang yang mengharapkan
rahmat:

1. Beriman Iman adalah kunci utama dan
menjadi kewajiban yang tidak dapat ditawar-tawar oleh kita. Dan ini merupakan
penentu nilai suatu amal yang kita lakukan. Sesempurna dan sebanyak apapun amal
kita akan sia-sia tanpa iman. Bahkan Allah SWT menggambarkan amal seseorang
yang tidak beriman ibarat debu di atas batu yang hilang tersapu hujan
kekafiran. Segala jerih payahnya tak akan mendapat balasan apapun dari Allah
SWT, apalagi rahmat-Nya.

2. Saling menolong Allah menyeru kepada
orang-orang beriman untuk memiliki jiwa kepedulian yang kuat terhadap
saudaranya. Dan sesama muslim adalah saudara, seperti yang diterangkan dalam
surat Al Hujurat ayat:10 “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara.
Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan
takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” Dan Allah SWT
menjelaskan lebih spesifik tentang kewajiban kita untuk saling tolong-menolong
terhadap saudara kita di atas. Dalam surat Al-Maidah ayat 2 Allah SWT
berfirman. … “…Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat
siksa-Nya.” Orang-orang beriman mempunyai visi yang sama dalam kehidupannya,
yaitu menjadi hamba bertakwa yang mengharap ridho dan rahmat-Nya. Oleh karena
itu sudah sepatutnya kita saling membantu untuk segera mencapai target
tersebut.

 3. Amar ma’ruf nahyi mungkar Kelanjutan dari
sikap tolong-menolong dalam ketakwaan adalah dengan senantiasa mengajak kepada
kebaikan dan mencegah saudara kita dari yang tidak baik. Dan ini adalah buah
dari keimanan. Kita tidak cukup hanya menjadi shalih akan tetapi harus menjadi
mushlih (menshalihkan orang lain), agar tercipta masyarakat beriman yang
madani. Dan amar ma’ruf nahyi mungkar dapat dilakukan dengan berbagai cara,
seperti yang disabdakan rasulullah SAW. Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu
anhu, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam
bersabda : “Barang siapa di antaramu melihat kemungkaran, hendaklah ia
merubahnya (mencegahnya) dengan tangannya (kekuasaannya) ; jika ia tak sanggup,
maka dengan lidahnya (menasihatinya) ; dan jika tak sanggup juga, maka dengan
hatinya (merasa tidak senang dan tidak setuju) , dan demikian itu adalah
selemah-lemah iman”. (HR. Muslim no. 49) Hadits di atas mengisyaratkan kepada
kita untuk tidak hanya sekedar melakukan amar ma’ruf dan nahyi mungkar, tapi
kita juga harus melakukannya dengan metode yang tepat dan baik. 4. Mendirikan
shalat dan menuaikan zakat Shalat ibarat tiang pancang dari sebuah bangunan
iman, apabila kokoh tiangnya maka kokoh pula bangunan iman tersebut. Namun
apabila rapuh, bahkan roboh maka kita sudah tau bagaimana kondisi sebuah bangunan
tanpa tiang. Begitu juga zakat, ia merupakan satu bentuk kepedulian seorrang
mukmin terhadap mukmin lainnya. Allah ingin mendidik kepekaan sosial kita
melalui zakatt dan sedekah. Mengapa Allah SWT selalu menggabungkan antara
mendirikan shalat dan menunaikan zakat dalam firman-firman-Nya? Karena kedua
hal ini merupakan satu simbol hablumminallah dan hablumminannas. Seorang mukmin
yang baik adalah yang baik hubungannya kepada Allah SWT dan juga kepada sesama
manusia yg keduanya tidak dapat dipisahkan.

5. Mentaati Allah SWT dan rasul-Nya Poin
ini adalah puncak ketundukan dan kepasrahaan seseorang yang menyatakan imannya
kepada Allah SWT. Imam syafii mendefinisikan iman dalam tiga perbuatan:
Membenarkan dalam hati, mengucapkan dengan lisannya, dan berbuat dengan seluruh
jiwa dan raganya. Dan implementasi dari semua itu adalah mentaati semua apa
yang diperintahkan Allah SWT. Allah SWT memerintahkan kita untuk masuk kedalam
Islam secara utuh, Firman-Nya dalam surat Al-Baqarah ayat 208. يَا “Hai
orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan
janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh
yang nyata bagimu.” Seorang muslim tidak akan dikatakan muslim sempurna
jika didalam.hatinya masih ada keengganan untuk mentaati Allah dan Rasul-Nya
serta masih pilih-pilih dalam menjalankan syariiat. Semoga Allah mengaruniakan
kepada kita semua 5 hal di atas sehingga kita diberi rahmat dan disediakan
surga, Allah SWT berfirman dalam surat At-Taubah ayat 72 Allah menjanjikan
kepada orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang
dibawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat)
tempat-tempat yang bagus di surga ‘Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar;
itu adalah keberuntungan yang besar. Wallahu a’lam.

 

My husband is my
inspiration
J
Seorang penulis bukan berarti orang yang
sudah ahli dalam kalimat-kalimat yang ditulisnya, tetapi bisa jadi sebagai salah
satu bentuk alarm untuk kembali ingat tentang makna apa yang ditulisnya untuk
ke arah perbaikan dirinya sendiri.

 

Salam akselerasi !

JURNALIS
SMA IT BAITUL MUSLIM

Editor
: Zahra Mutu Abidah
J

 
Berita Terbaru
Scroll to Top