AHAMMIYATUL ILMI (Pentingnya Ilmu)

AHAMMIYATUL ILMI (Pentingnya Ilmu)

Ilmu sangat penting bagi kehidupan manusia . karena menjadikan manusia
mengerti arti sebuah kehidupan,  dan
 memiliki kedudukan yang
sangat mulia dalam Islam. Karena dengan ilmu seseorang akan mendapatkan makanah
( kedudukan ) yang mulia didunia dan akhirat. Banyak sekali dalam al qur’an
maupun hadits rasulullah SAW yang menjelaskan tentang keutamaan ilmu.
Salah satu diantaranya adalah dalam al
qur’an QS al mujadalah ayat 11 yang artinya :

“Allah akan
mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu diantara kamu dengan
beberapa derajat “
Maksudnya
adalah bahwa Allah SWT akan memberikan kedudukan yang mulia bagi orang yang
berilmu dan juga orang yang beriman, dan ilmu tersebut adalah ilmu syariat
pemahaman dinul islam.
Kalau kita
melihat para sahabat dan orang-orang sholeh dahulu bagaimana mereka senantiasa
mencari ilmu sampai akhir hayat mereka.
Banyak diantara
mereka yang menempuh perjalan beratus-ratus bahkan beribu-ribu
km untuk mendapatkan ilmu. Karena mereka memahami dan mengerti arti
pentingnya ilmu.  
Sudah tidak asing ditelinga kita qaulul hikmah ( kata-kata hikmah )
“ man arada addunya
fa’alaihi bil ilm
i
waman aradal akhirah fa’alaihi bil’ilmi
waman aradahuma fa’alaihi bil ‘ilmi ”
(
Barang siapa yang
ingin  kehidupan dunia maka harus dengan
ilmu dan bar
ang siapa yang
menginginkan kehidupan akhirat maka juga harus dengan ilmu
dan barang siapa menginginkan kehidupan
dunia dan akhirat maka harus dengan ilmu
) .
Maksud dari perkataan tersebut adalah bahwa ketika seseorang ingin
mendapatkan kehidupan yang baik, kehidupan yang mulia, kehidupan yang penuh
kebahagiaan didunia maka harus dengan ilmu, dan begitu  juga ketika seseorang ingin mendapatkan kehidupan
yang yang baik, kebahagian yang kekal maka juga harus dengan ilmu. Ilmu adalah
sumber kehidupan
yang hakiki.
Ada beberapa hal syarat seseorang untuk mendapatkan ilmu yang
bermanfaat. Sebagaimana yang disampaikan seorang ulama ahli fiqih dalam sebuah
kitabnya tentang adab penuntu limu ( Imam Syafi’i rahimahullah ) beliau berkata
:
 Lan
Tanalul Ilma Illa bisittatin saunbika ‘anmajmu’ihabibayani dzakain, wahirsin,
washtibarin, wabulghotin, wa irsyadi ustadzi wa thulu zaman .
Maksudnya adalah tidaklah seseorang itu akan mendapatkan ilmu
kacuali ada 6  hal :
Pertama : Dzaka’ ( kecerdasan )
 Ketika Allah Azzawajalla
memberikan manusia akal  dan dapat
berfikir dengan baik itu merupakan sebuah anugrah yang tiada tara , maka itu
merupakan modal utama bagi kita untuk mendapatkan ilmu. Karena dengan akal
dan kecerdasan untuk berfikir tersebutlah akan menjadikan manusia menjadi makhluk yang mulia,
manusia yang sempurna ketika digunakan untuk kebaikan.
Kedua : hirsin ( menjaga / sungguh-sungguh )
 Ini merupakan
modal kedua untuk mendapatkan ilmu. Karena untuk mendapatkan ilmu itu yahtaju
ilal juhdi wal ijtihadi
( butuh kesungguhan ) . tidak mungkin seseorang itu
berilmu ketika tidak berusaha dengan sungguh-sungguh dalam menuntut ilmu dan
juga harus menjaga agar ilmu tersebut dapat bermanfaat bagi dirinya dan orang
lain.
Ketiga :  isthibarin ( sabar
)
Ini sifat yang harus dimiliki oleh setiap orang lebih-lebih seorang penuntut ilmu. Penuntut ilmu harus bersabar untuk mendapatkannya.  Kesabaran merupakan syarat wajib untuk mendapatkan ilmu. Karena
tidak mungkin ilmu didapat secara
cepat, instan
tanpa membutuhkan kesabaran.
Keempat : bulghotin ( biaya )
Untuk mendapatkan ilmu juga memerlukan biaya. Setiap penuntut ilmu
harus menyiapkan perlengkapan dalam kegiatan belajar. Dan perlengkapan tersebut
tentunya memerlukan biaya.
Kelima : irsyadi ustadzin ( petunjuk guru )
Setiap penuntut ilmu harus mematuhi petunjuk / bimbingan yang
disampaikan guru selama itu merupakan suatu kebaikan. Seorang guru adalah orang
tua kedua bagi penuntut ilmu, yang senantiasa mengarahkan, membimbing menjadi
tauladan bagi murid-muridnya. bahkan kesuxesan dan keberhasilan seseorang
adalah berkat jasa seorang ustadz/ guru . Karena pada dasarnya setiap ustadz / pengajar
tidak ada
yang mengajarkan keburukan dan senantiasa
mengarahkan
kepada kebaikan. Selama guru mengarahkan kepada kebaikan maka wajib bagi
seorang penuntut ilmu untuk mematuhinya .yang demikian akan menjadikan penuntut
ilmu mendapatkan ilmu yang bermanfaat.
Keenam :Thulu
zaman ( waktu yang lama )
Untuk mendapatkan ilmu memerlukan proses dan waktu. Seorang
penuntut ilmu tidak secara tiba-tiba mendapat ilmu. Harus menggunakan waktu dan
memenej waktu dengan baik. Dan tentunya membutuhkan waktu yang lama.
Mari kita gunakan waktu untuk terus menuntut ilmu , dalam  hal-hal yang positif dan memberikan  manfaat kepada orang lain, agar kehidupan kita
menjadi berkah dan mendapatkan keridhaan Allah SWT yang mudah-mudahan akan
menghantarkan kita menjadi hamba-hamba-Nya yang akan dimasukkan kedalam
surge-Nya Allah Azza wajalla, amin ya rabbal ‘alamin.
Oleh : Abu Asyraf

Berita Terbaru
Scroll to Top